Sabtu, 06 Oktober 2012
Senin, 24 September 2012
Teknik Fotografi Arsitektur Eksterior
Jika kita sedang melancong, biasanya kita akan memotret obyek pemandangan ataupun bangunan yang kita temukan dalam perjalanan kita. Bangunan-bangunan tersebut biasanya memiliki arsitektur yang bernilai sejarah ataupun unik. Permasalahnnya yang kemudian muncul misalnya adalah banyaknya turis yang berkeliaran di depan obyek ataupun kesalahan pengambilan gambar, seperti cahaya yang kurang tepat, angle yang salah, dsb-nya. Sehingga, ketika kita melihat kembali hasilnya pada monitor komputer sangatlah kurang memuaskan. "Dokumentasi" bangunan tersebut pun menjadi gagal.
Untuk menghindari ataupun mengurangi kegagalan dalam memotret arsitektur, berikut ini ada beberapa tips yang dapat membantu :
1. Sudut pengambilan gambar
Sudut pengambilan gambar arsitektur bangunan sangat menentukan "keberhasilan" sebuah foto. Oleh karena itu bereksperimenlah dari berbagai sudut, kemudian pindah ke tempat lain, sampai menemukan hasil yang memuaskan.
2. Permainan Cahaya dan Bayangan
Sambil bereksperimen dengan poin no.1, perhatikanlah pula pantulan cahaya yang jatuh dan bayangan yang "menghiasi" si bangunan. Sebab permainan cahaya dan bayangan dapat pula menambah daya tarik foto arsitektur Anda. Terkadang permainan cahaya dan bayangan ini sendiri sudah diperhitungkan oleh si arsitektur untuk menambah daya tarik bangunan tersebut. Contohnya: Taj Mahal di India. Bangunan bersejarah ini memang dibangun sesuai dengan pantulan cahaya matahari yang jatuh pada bangunan cantik tersebut, sehingga pada mahatari terbit gradasi yang terjadi pada bangunan tersebut merah dan sejalan dengan pergerakkan matahari, bangunan tersebut memantulkan gradasi cahaya yang berbeda-beda. Sehingga memotret bangunan ini menjadi tantangan bahkan obesesi bagi banyak fotografer.
3. Refleksi bangunan
Jika bangunan terletak pada pinggir danau atau sungai, maka gunakanlah efek ini. Hasil refleksi bangunan yang terpantul pada air dapat memberikan nilai estetika pada foto Anda.
4. Pengambilan Abstrak
Arsitektur bangunan, jika diperhatikan dari beberapa sudut akan terlihat abstrak. Memang jelas ini adalah permainan rancangan dari sang arsitek. Namun dapat pula menambah nilai "wah" pada foto Anda. Biasanya keabstrakkan ini dipadu oleh garis-garis yang saling tumpang tindih. Di sini harus benar-benar diperhatikan, karena terkadang keabstrakkan sebuah bangunan arsitektur dapat pula "mengganggu" hasil foto yang diambil.
5. Permainan dimensi perspektif
Permainan dimensi perspektif dapat pula menonjolkan sebuah bangunan arsitektur. Mungkin kita ingat dengan pelajaran seni gambar di sekolah, dimana kita diberi keterangan untuk menambah nilai dimensi sebuah gambar dengan bantuan garis-garis tertentu. Misalnya dengan bantuan garis horisontal dari sebuah jalanan, ataupun dibantu dengan Vanishing Point. Dimensi perspektif ini dapat membantu menonjolkan obyek arsitektur.
6. Framing
Jika kita memotret sebuah bangunan pada cuaca yang mendukung, biasanya lan*** pada saat itu menjadi monoton. Oleh karena itu carilah obyek tambahan yang bisa menjadi framing untuk bangunan tersebut, misalnya: ranting, pohon, lampu, dsbnya.
7. Night photography
Pengambilan pada malam hari biasanya akan menonjolkan sebuah bangunan arsitektur, karena biasanya bangunan tersebut akan bermandi cahaya sementara disekelilingnya hitam. Keanggunan bangunan tersebut pun lebih menonjol.
Semoga bermanfaat...:)
Sumber : fotofuncommunity.multiply.com
Menikmati Fotografi Arsitektur 3 Dimensi
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZESPengunjung melihat display foto arsitektur dalam pameran bertajuk Now and when di mall Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/4/2012). Pameran ini menggunakan teknologi tiga dimensi
Foto:
JAKARTA, KOMPAS.COM - Pameran fotografi bagi kebanyakan orang adalah display foto yang dicetak dalam ukuran besar, dibingkai, dan dipajang di galeri. Namun, bentuk pameran fotografi kini sudah mulai berkembang seperti halnya fotografi itu sendiri.
Fotografer John Gollings dan arsitek tenar Ivan Rijavec memiliki pandangan yang cukup futuristik dalam menampilkan sebuah karya fotografi arsitektur. Jangan membayangkan sebuah galeri yang besar serta jejeran bingkai foto yang banyak, Gollings dan Rijavec memilih untuk memakai ruangan yang tidak terlalu besar dan menampilkan karya foto dengan slideshow.
Pameran bertajuk "Now and When: Kota Masa Depan" menampilkan lansekap kota dan pemandangan di benua Australia. Selain itu juga ditampilkan pandangan sepintas tentang potensi masa depan perkotaan Australia pada 2050.
Namun yang menarik, foto ditampilkan dalam kemasan teknologi 3 dimensi. Tentu saja pengunjung harus menggunakan kacamata khusus untuk bisa melihat karya fotografi ini. Kepiawaian Gollings dalam mengeksekusi sebuah foto arsitektur ditambah dengan sentuhan tiga dimensi, membuat pameran ini mampu memberikan pandangan nyata dari tekstur kota dan tanah di Australia secara detil.
Pameran sendiri akan berlangsung dari tanggal 5 hingga 24 April 2012 di mall Pacific Place, Jakarta.
Fotografer John Gollings dan arsitek tenar Ivan Rijavec memiliki pandangan yang cukup futuristik dalam menampilkan sebuah karya fotografi arsitektur. Jangan membayangkan sebuah galeri yang besar serta jejeran bingkai foto yang banyak, Gollings dan Rijavec memilih untuk memakai ruangan yang tidak terlalu besar dan menampilkan karya foto dengan slideshow.
Pameran bertajuk "Now and When: Kota Masa Depan" menampilkan lansekap kota dan pemandangan di benua Australia. Selain itu juga ditampilkan pandangan sepintas tentang potensi masa depan perkotaan Australia pada 2050.
Namun yang menarik, foto ditampilkan dalam kemasan teknologi 3 dimensi. Tentu saja pengunjung harus menggunakan kacamata khusus untuk bisa melihat karya fotografi ini. Kepiawaian Gollings dalam mengeksekusi sebuah foto arsitektur ditambah dengan sentuhan tiga dimensi, membuat pameran ini mampu memberikan pandangan nyata dari tekstur kota dan tanah di Australia secara detil.
Pameran sendiri akan berlangsung dari tanggal 5 hingga 24 April 2012 di mall Pacific Place, Jakarta.
9 Tips Fotografi Arsitektur
Fotografi aristektur klasik atau kontemporer bisa jadi merupakan fotografi yang Sobat sukai, sebelum mulai mari kita lihat 9 tips fotografi arsitektur di bawah ini yang dilansir digital-photography-school.com:
1. Peka terhadap arah cahaya karena hal ini dapat meningkatkan kontras, bayangan, tekstur dan refleksi. Tingginya kadar kontras dapat menipu kamera untuk mengekspos adegan dengan tidak benar, tapi Sobat dapat dengan mudah mengatasi hal ini dengan menerapkan kompensasi eksposur. Trik lainnya adalah dengan shoot braket dengan nilai eksposur yang berbeda (mengekspos satu untuk highlight, satu untuk midtones dan satu untuk shadow) dan kemudian menggabungkan mereka dalam program HDR khusus(seperti Photomatix atau Photoshop).
2. Lensa fish eye atau wide-angle (dan focal length) sangat ideal untuk genre ini karena memungkinkan fotografer untuk membingkai seluruh bangunan dalam lingkungannya. Namun kadang-kadang lensa Sobat mungkin tidak dapat mencakup seluruh adegan, untuk itu format panorama mungkin dapat dimanfaatkan. Kamera kompaksekarang banyak menawarkan mode Jenis khusus untuk menggabungkan bersama beberapa tembakan di kamera (Panorama), tapi efek yang sama dapat dicapai pasca-pemotretan dengan software panorama khusus seperti; Hugin atau PTgui jika Sobat memotret dengan DSLR.
3. Dalam fotografi arsitektur bagian dalam dari bangunan tidak kalah penting dengan bagian luar. Ini bisa sulit untuk pengaturan white balance pada interior, terutama yang bergantung pada pencahayaan buatan, jadi ingatlah untuk kompensasi sesuai dalam menu White Balance atau gunakan grey card. Gambar interior dalam bangunan tua cenderung lebih menjengkelkan karena secara tradisional menampilkan jendela dan pintu kecil – sehingga dapat kekurangan cahaya alami. Cobalah gunakan tripod dan pergunakan long-exposure dan Sobat bisa memanfaatkan filter ND untuk menghentikan highlight masuk saat pengambilan gambar di siang hari. Atau Sobat bisa menggunakan pencahayaan tambahan, seperti flash tapi hati-hati karena hal ini dapat merusak scene dari atmosfer dan detail.
4. Ketika matahari terbenam bentuk baru dari fotografer arsitektur dapat muncul. Untuk memotret struktur sebagai siluet saat matahari terbenam, posisikan arsitektur/bangunan antara Sobat dan matahari. Pastikan lampu flash dinonaktifkan dan mengekspose langit. Jika latar depan terlalu terang atur kompensasi eksposur pada nilai negatif untuk menggelapkannya. Efek ini dapat menghasilkan hasil yang sangat misterius. Gambar malam bisa sangat dramatis dengan atmosfirnya, tapi ingat untuk memotretnya ketika masih ada cahaya dan warna yang tersisa di langit untuk menambahkan tone pada latar belakang dan membantu untuk menerangi rincian. Stur posisi yang baik, atur kamera pada tripod dan tunggu tampilan lampu kota dari jendela, lampu jalan, lampu sinyal – semua ini dalam pelangi warna neon akan menambah suasana lebih dramatis dan misterius. Gunakan wide aperture dan long exposure, jika kamera Sobat didukung menggunakan ISO rendah untuk memastikan detail tidak hilang oleh noise.
5. Tidak seperti bentuk lain dari fotografi, gambar arsitektur yang menarik dan dapat diproduksi dalam segala cuaca. Dengan memotret gedung yang sama dalam berbagai kondisi cuaca, fotografer dapat menghasilkan portofolio yang hebat – mungkin Sobat dapat memilih tiga foto terbaik untuk dijadikan fortofolio.
6. Refleksi menambahkan dimensi ekstra pada gambar arsitektur dan memungkinkan fotografer untuk menciptakan sebuah kanvas di mana bangunan tersebut terlihat terdistorsi. Lingkungan perkotaan yang penuh dengan banyak permukaan reflektif, sehingga Sobat tidak harus melihat terlalu jauh untuk berlatih, misalnya: jendela, fitur air, genangan air dan jalan-jalan basah, kacamata hitam, sungai dan lain-lain.
7. alasan mengapa arsitektur tetap eksis- Sobat akan terkejut betapa sedikit informasi bagaimana bakground dapat memicu banyak inspirasi. Bangunan yang memiliki arsitektur indah biasanya memuat focal point, jadi cobalah croping sedekat mungkin untuk untuk mendapatkan gambar abstrak. Selanjutnya Sobat mungkin ingin memasukkan artefak berulang yang berserakan di seluruh bagian eksterior, misalnya; bata rumit atau checker papan jendela. Gunakan lensa tele untuk zoom in dan jangan lupa tripod untuk mendukung focal length yang panjang.
8. Bangunan rata-rata jauh lebih tinggi dari fotografer sehingga pasti akan ada beberapa unsur distorsi dalam sebuah foto arsitektur, tetapi ini dapat digunakan untuk menciptakan sumber ketegangan dalam frame. Cukup memposisikan diri Sobat sedekat mungkin pada dasar bangunan dan memotret dengan lurus ke atas, untuk mendapatkan perspektif yang indah. Atau cobalah untuk berdiri jauh dari gedung agar dapat memotret gedung dengan tambahan benda sehari-hari seperti orang, transportasi pohon, bangku-bangku, dll. Untuk mempertahankan rinci seluruh adegan dengan aperture kecil (f –stop besar) seperti F14, atau coba buang ketajaman (blur) foreground atau background dengan memilih aperture besar (f-stop kecil).
9. Gambar arsitektur seharusnya tidak hanya menjadi estetika dan grafis, gambar ini juga harus menyediakan dinamisme dan gerakan – jadi, bermain-mainlah dengan garis, cahaya dan bayangan untuk memberikan perhatian dan mempertimbangkan hirarki level dan area. Arsitektur dibangun pada prinsip simetri, sehingga memotret simetri ini pada akhirnya akan memperkuat subjek dan mudah-mudahan memperkuat komposisi. Temukan pusat simetri dengan menempatkan tangan Sobat di antara garis mata dan membuat frame Sobat di sekitar pusat itu. Atau membebaskan diri dari garis-garis lurus steril dan sudut bujursangkar dengan mengikuti prinsip-prinsip alam misalkan memasukan kurva dan lingkaran dalam bentuk bayangan atau refleksi, dapat membantu untuk melunakkan struktur.
Kredit Foto : Flickr.com
Sumber: digital-photography-school.com
Memahami Fotografi Arsitektur
Fotografi dan arsitektur, dua hal yang berhubungan erat. Demikianlah fotografi arsitektur mengabadikan subyek-subyek arsitektur dalam bungkus estetika fotografi. Tak hanya menonjolkan subyek arsitektural, tapi juga mengindahkan kaidah-kaidah fotografi.
Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya, adalah cahaya. Cahaya bisa menampilkan wujud dan bentuk, yang bermuara pada visualisasi dimensi. Cahaya melahirkan bayangan, yang jangan dihilangkan, melainkan dimainkan dengan cantik. Permainan bayangan niscaya tak kalah ampuh untuk juga menampilkan wujud, bentuk dan dimensi.
Panjang pendek bayangan dan keras lembut cahaya memegang peranan penting dalam pencahayaan fotografi arsitektur. Kerap kali ada kendala beda kontras tinggi, semisal dalam foto interior, yang bisa diatasi dengan pemahaman mumpuni tentang pencahayaan. Demikian pula dengan karakter material bangunan dan interior, yang bisa tampil baik dengan pemahaman pencahayaan yang baik pula.
Tanpa pemahaman baik tentang pencahayaan, fotografi arsitektur hanya berupa foto dokumentasi biasa yang kebetulan bersubyek karya arsitektur.
Selain kaidah-kaidah pencahayaan, fotografi arsitektur patut menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur mudah diramu jadi sajian komposisi yang sedap dipandang. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual.
Karya arsitektur mudah dijumpai dan merupakan hal menyenangkan untuk mengabadikannya dalam karya foto. Lagipula, fotografi arsitektur tak hanya bersubyek bangunan, melainkan
Langganan:
Postingan (Atom)